Selasa, 29 Oktober 2019

Struktur File Pada Linux

Struktur File pada Linux

1. /bin : berisi file program arahan untuk menjalankan perintah yang bisa digunakan oleh user biasa maupun super user

2. /boot : berisi kernel Linux dan file lain digunakan untuk booting

3. /dev : berisi semua file penting, Linux melakukan semua operasi utama didalam direktori /dev

4. /etc : berisi semua file konfigurasi sistem, dan biasanya hanya diubah superuser

5. /home : berisi file yang tersimpan dalam direktori home user

6. /lib : berisi modul-modul library, termasuk modul drier untuk dapat diisi pada sistem boot

7. /mnt : direktori yang digunakan untuk mounting storage ke dalam sistem

8. /proc : direktori yang berisi sistem file virtual, mencakup berbagai informasi system Linux.

9. /root : direktori untuk user root

10. /sbin : berisi file administrator yang dapat diakses seperti mount, unmount dan shutdown

11. /tmp : berisi file sementara yang digunakan pada aplikasi yang sedang berjalan

12. /usr : berisi library, binari, dokumen dan file lain si user

13. /var : berisi berbagai system file seperti log, direktori mail, print dan lainnya

 

Jadi disini dapat disimpulkan bahwa direktori milik Linux ini sangat terstruktur, namun sedikit rumit bagi pengguna yang beru mencicipi sistem operasi Linux. Juga tidak semua direktori dapat diakses oleh user biasa (Contohnya : /dev), dalam hal ini untuk masuk ke direktori tersebut user haruslah masuk sebagai super user. Dengan ini membuktikan bahwa Linux lebih aman dari serangan virus.

Konfigurasi DNS

Konfigurasi DOMAIN NAME SERVER (DNS)


Pengertian DNS
       Domain Name Server atau DNS adalah sebuah sistem yang menghubungkan Uniform Resource Locator (URL) dengan Internet Protocol Address (IP Address).
       Normalnya, untuk mengakses internet, Anda perlu mengetikkan IP Address sebuah website. Cara ini cukup merepotkan. Sebab, ini artinya, Anda perlu punya daftar lengkap IP Address website yang dikunjungi dan memasukkannya secara manual.
       DNS adalah sistem yang meringkas pekerjaan ini untuk Anda. Kini, Anda tinggal mengingat nama domain dan memasukkannya dalam address bar. DNS kemudian akan menerjemahkan domain tersebut ke dalam IP Address yang komputer pahami.
       Misalkan, Anda ingin mengakses Google. Alih-alih menulis 172.217.0.142 ke dalam address bar, Anda tinggal memasukkan alamat Google.com.

Fungsi DNS
       Dari penjelasan apa itu DNS, Anda pasti sudah bisa mengira-ngira bagaimana sebetulnya DNS berfungsi. Namun, supaya lebih jelas, berikut kami jabarkan tiga fungsi DNS:

1. Meminta informasi IP Address sebuah website berdasarkan nama domain;
2. Meminta informasi URL sebuah website berdasarkan IP Address yang dimasukkan;
3. Mencari server yang tepat untuk mengirimkan email.
       Cukup simpel, bukan? Namun, di balik inovasi simpel inilah, Anda bisa berselancar internet dengan mudah dan menyenangkan.

Setelah membahas garis besar fungsi DNS, di bagian selanjutnya saya akan menjelaskan bagaimana cara kerja DNS server.

Cara Kerja DNS
        DNS bekerja dalam tahapan-tahapan. Dimulai proses meminta informasi atau DNS query. Kemudian dilanjutkan dengan tahapan-tahapan lain seperti DNS recursion, root nameserver, TLD nameserver, hingga authoritative nameserver.

Tanpa perlu basa-basi lagi, berikut adalah penjelasan soal cara kerja DNS. Semuanya diurutkan tahap per tahap.

DNS Query
DNS Query merupakan istilah teknis untuk meminta informasi soal IP Address. Tahapan ini dimulai ketika Anda mengetikkan URL ke address bar.

DNS server kemudian mencari informasi di filehosts. Jika informasi yang dicari tidak ditemukan, server akan berusaha mencari kepingan informasi atau rekam informasi yang pernah tercatat di sistem (cache).

Dalam tahapan awal ini sendiri, terdapat tiga jenis DNS Query. Ketiganya adalah recursive query, iterative query, dan non-recursive query. Di bawah ini, Anda bisa temukan pengertiannya:

Recursive query
User memberikan hostname yang mana kemudian DNS Resolver harus berikan jawaban. Ada dua kemungkinan jawaban yang diberikan. Pertama, DNS akan menyediakan informasi relevan setelah mencari di Root Server ataupun Authoritative Name Server. Kedua, browser akan menampilkan pesan error karena informasi tak bisa ditemukan.

Iterative query
User memasukkan hostname. DNS resolver akan mencari cache yang relevan di memori. Jika tidak berhasil, DNS resolver akan mencari informasi di Root Server dan Authoritative Name Server yang paling dekat dan relevan dengan DNS zone.

Non-recursive query
Ini merupakan proses pencarian informasi yang tercepat. Tipe ini tidak memerlukan pencarian di Root Server atau Authoritative Name Server karena data yang dicari tersimpan dalam cache.

DNS Recursor / DNS Recursive Resolver
DNS recursor merupakan tahapan pertama pencarian informasi. Ketika user memasukkan URL dan tidak menemukan hasil yang valid di cache, sistem akan mencari informasi dalam cache penyedia internet atau internet service provider (ISP).

Root Name Server
Katakanlah informasi yang Anda cari tak bisa ditemukan di ISP. Maka kemudian, sistem akan mencari informasi yang Anda butuhkan ke root name server.

Root name server merupakan semacam database yang menjawab pertanyaan soal nama domain dan IP Address. Server ini tidak memiliki jawaban tepat untuk informasi yang dicari.

Akan tetapi, server ini bisa meneruskan permintaan informasi ke pihak yang lebih mengetahui. Di dunia ini, terdapat 13 root server yang bekerja. Root server tersebut diurutkan secara alfabetis dari A sampai M.

Root server semacam ini dikelola organisasi seperti Internet Systems Consortium, Verisign, ICANN, the University of Maryland, and the U.S. Army Research Lab.

TLD Name Server
Dari root name server, sistem akan membaca jenis informasi yang dicari dari top-level domain. Setiap TLD seperti .COM, .ORG, .EDU, .ID, .AU, dan sebagainya memiliki server yang spesifik.

Dengan membaca informasi ini, sistem bisa meneruskan pencarian informasi ke server yang benar-benar memiliki data yang dicari.

Authoritative Name Server
Setelah menemukan klu di mana server yang diinginkan, sampailah kita pada authoritative name server. Jenis server satu ini memiliki semua informasi lengkap soal situs web yang dituju.

Ketika informasi yang diminta sesuai dengan hasilnya, maka browser akan menampilkan situs web atau halaman yang Anda minta di awal. Tentu saja hasil pencarian ini memiliki masa waktu tertentu.

Proses pencarian ini akan diulang untuk memastikan informasi yang ditampilkan tetap up-to-date. Namun, tentu saja, beberapa informasi ini disimpan dalam bentuk cache di device untuk berjaga-jaga agar proses query berjalan cepat.

Konfigurasi DNS di Debian 8.7

1. Install aplikasi Bind9
dengan perintah # apt-get install bind9
2. Edit konfigurasi DNS pada named.conf.default-zones dengan perintah # nano /etc/bind/named.conf.default-zones
Berikut hasil edit

3. Setelah itu copy file yang ada pada db.local ke db.zone dan yang dari db.127 ke db.rev dngan perintah # cp /etc/bind/db.local /etc/bind/db.zone
Dan # cp /etc/bind/db.127 /etc/bind/db.rev
4. Setelah itu edit file yang ada pada db.zone # nano /etc/bind/db.zone
Berikut hasil editannya

5. Setelah itu edit file yang ada pada db.rev # nano /etc/bind/dbrev
Berikut hasil editannya

6. Setelah itu edit file resolv.conf dengan perintah# nano /etc/resolv.conf
berikut hasil editannya

7. Setelah itu restart Bind9 dengan perintah # /etc/init.d/bind9 restart
8. Dan cara pengujian DNS dengan perintah # nelookup 192.168.10.1 
bila pengujian seperti gambar di bawah maka konfigurasi DNS berhasil
Terima kasih, untuk kritik dan saran tolong tulis di kolom komentar :)



Senin, 21 Oktober 2019

Konfigurasi Routing Di Debian

Konsep Dasar Routing


Pengertian Routing


Routing adalah sebuah metode yang paling umum digunakan oleh para penyedia jasa layanan internet untuk bisa menghubungkan beberapa maupun banyak device. Dimana routing ini akan mengirimkan paket data ataupun informasi dari seluruh user yang terhubung dan mengirimkannya ke device lain.

Intinya routing ini adalah sebuah perintah atau protokol yang sudah disepakati bersama dari seluruh device merek router yang ada didunia, Untuk menghubungkan jaringan satu ke jaringan lainnya.

Fungsi dan Cara Kerja Routing

Sama seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, fungsi dari routing ini adalah menghubungkan suatu jaringan ke jaringan lainnya yang lebih besar dan luas.

Contoh, di tempat anda memiliki jaringan lokal yang ber-alamat ip 192.168.1.1, lalu anda ingin agar jaringan anda ini bisa terhubung dengan internet yang beralamatkan ip 8.8.8.8. Nah dari sini lah routing difungsikan, jaringan anda akan bisa terhubung dengan jaringan publik yang serba terbuka (internet).

Baca Juga: Komunikasi Daring

Gimana sudah faham ? lanjut ke materi berikutnya.


Konsep Dasar Routing

Bahwa dalam jaringan WAN kita sering mengenal yang namanya TCP/IP (Transmission Control Protocol/ Internet Protocol) sebagai alamat sehingga pengiriman paket data dapat sampai ke alamat yang dituju (host tujuan). TCP/IP membagi tugas masing-masingmulai dari penerimaan paket data sampai pengiriman paket data dalam sistem sehingga jika terjadi permasalahan dalam pengiriman paket data dapat dipecahkan dengan baik. Berdasarkan pengiriman paket data routing dibedakan menjadi routing lansung dan routing tidak langsung.

Routing langsung merupakan sebuah pengalamatan secara langsung menuju alamat tujuan tanpa melalui host lain. Contoh: sebuah komputer dengan alamat 192.168.1.2 mengirimkan data ke komputer dengan alamat 192.168.1.3
Routing tidak langsung merupakan sebuah pengalamatan yang harus melalui alamat host lain sebelum menuju alamat hort tujuan. (contoh: komputer dengan alamat 192.168.1.2 mengirim data ke komputer dengan alamat 192.1681.3, akan tetapi sebelum menuju ke komputer dengan alamat 192.168.1.3, data dikirim terlebih dahulu melalui host dengan alamat 192.168.1.5 kemudian dilanjutkan ke alamat host tujuan.


Jenis-Jenis Routing

Jenis routing ini terbagi menjadi tiga bagian, yang pertama default routing, lalu yang kedua routing statik (static) dan yang ketiga routing dinamis (dynamic). Nah, dari jenis routing dinamis terbagi lagi menjadi dua bagian yaitu link-state dan distance vector.

Untuk penjelasan lebih detailnya anda bisa menyimak pembahasan dibawah ini :

1. Pengertian Default Routing

Default Routing adalah salah satu cara yang paling mudah (manual) dalam melakukan routing tanpa menambahkan identitas jaringan yang belih spesifik. Jadi fungsi default routing ini, sebagai akses jaringan keseluruhan.

Untuk konfigurasi default routing ini cukup simple, karenan tadi yang sudah saya bilang ia tidak perlu identitas ip yang spesifik. Contoh default route pada router cisco :

Cisco(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 192.168.1.1

Penjelasan :
konfigurasi ip route adalah perintah yang digunakan untuk mengeksekusi routing.Angka 0.0.0.0 pada urutan pertama adalah keseruluhan ip yang akan dituju, artinya semua ip yang akan dituju.Angka 0.0.0.0 pada urutan kedua adalah keseluruhan subnetmask yang ada akan di masukkan semua kedalam table routing.Dan untuk angka dari 192.168.1.1 adalah jalur dari ip yang akan dilewatkan atau biasa diartikan dengan sebutan gateway.

2. Pengertian Routing Statik (Static)

Routing Statik adalah salah satu jenis routing manual, dimana hampir sama seperti default routing akan tetapi ia memiliki tujuan ip yang jelas. Tidak seperti default routing yang langsung mencangkup keseluruhan ip address. 

Routing statik ini biasa digunakan untuk jaringan lokal, karena memang cara mengkonfigurasinya yang cukup memakan waktu. Dimana kita harus menyetting setiap router yang ada dan saling membalas routing.

Berikut ini kelebihan dan kekurangan dari routing statik, Kelebihan dari routing statik :

Tidak membutuhkan waktu dalam pemrosesan routing saat dikirimkan ke router lawan.

Tidak membebankan bandwidth pada router, sehingga kinerja router tidak terganggu dengan routing yang sedang dijalankan.

Memudahkan kita dalam pemetaan jaringan dan memberikan keamamanan yang lebih. Karena tadi routing statik ini dibuat dengan manual yang mana kita bisa menyesuaikan siapa saja yang akan kita hubungkan

Kekurangan dari statik routing :

Routing statik ini memerlukan tingkat perhatian lebih dalam penyetingan. Karena itulah administrator harus sudah memiliki rancangan ataupun topologi yang jelas sebelum penyetinggan.

Jika ada user baru ataupun device yang baru, maka memerlukan settingan tambahan secara manual kembali. Tentunya ini juga akan memakan waktu yang sangat lama kembali, karena harus menambahkan settingan di setiap router yang ada.

Seperti yang tadi saya bilang routing statik ini memerlukan perhatian lebih. Maka dari itu routing ini sangat tidak cocok untuk jaringan berskala besar.

3. Pengertian Routing Dinamis (Dynamic)

Routing dinamis adalah sebuah routing protocol yang paling sering digunakan para penyedia jasa layanan internet (provider). Karena memang routing ini bekerja untuk bisa menemukan seluruh network yg ada dalam subnet tersebut. 

Juga routing ini akan selalu melakukan update network pada routing table, sehingga ketika ada trouble ataupun jaringan yang terputus bisa dideteksi langsung, tanpa harus mencarinya satu-persatu.


Sumber : 
https://lintar.net/pengertian-routing/
    Langkah-langkah konfigurasi Routing dengan debian 8 di Virtual Box


    1. Sebelum melakukan konfigurasi ubah settingan jaringan pada adaptor 1 dan 2  terpasang pada Adaptor Hanya-host.

    2. Pastikan sudah login sebagai “root”. Jika sudah baru kita lakukan konfigurasi. Masukkan IP Addres untuk masing-masing Interfaces. Edit file interface dengan mennggunakan perintah berikut.
    #nano /etc/network/interfaces
    Kemudian edit dan masukan IP address pada setiap interface sesuai dengan topologi.

    3. Jika sudah selesai maka tekan CTRL + X (untuk keluar), tekan Y untuk menyimpan dan tekan Enter.

    4. Lakukan restart service, ketikkan /etc/init.d/networking restart [enter]


    5. Cek IP Address yang telah disetting di atas dengan ketik # ifconfig
    6. Konfigurasi IP Forward. Aktifkan IP FORWARDING, agar transfer data dapat berjalan anatara dua jaringan yang berbeda. IP Forwarding ini berfungsi sama  seperti halnya bridge. Namun dalam konsep ini, debian berfungsi menjadi router. Langkahnya adalah edit file sysctl.conf, dengan cara ketikkan nano /etc/sysctl.conf. Dan hilangkan tanda pagar pada net.ipv4.ip_forward=1

    7. Jika sudah selesai maka tekan CTRL + X (untuk keluar), tekan Y untuk menyimpan dan tekan Enter.
    8.  Tambahkan IP DNS dengan cara ketikkan  nano /etc/resolv.conf dan isi seperti berikut ini:

    9. Selanjutnya konfigurasi IP Tables. Langkahnya adalah dengan menuliskan script IP Tables di rc.local, dengan mengetikkan  perintah nano /etc/rc.local kemudian ketikkan script IP Tables seperti berikut:
    10. Jika sudah selesai maka tekan CTRL + X (untuk keluar), tekan Y untuk menyimpan dan tekan Enter.
    11.  restart rc.local dengan cara #reboot
    12. Kemudian tes hasil konfigurasi dengan melakukan ping dari server ke router
    13. Dan ping dari server 1 ke server 2