Senin, 21 Oktober 2019

Konfigurasi Routing Di Debian

Konsep Dasar Routing


Pengertian Routing


Routing adalah sebuah metode yang paling umum digunakan oleh para penyedia jasa layanan internet untuk bisa menghubungkan beberapa maupun banyak device. Dimana routing ini akan mengirimkan paket data ataupun informasi dari seluruh user yang terhubung dan mengirimkannya ke device lain.

Intinya routing ini adalah sebuah perintah atau protokol yang sudah disepakati bersama dari seluruh device merek router yang ada didunia, Untuk menghubungkan jaringan satu ke jaringan lainnya.

Fungsi dan Cara Kerja Routing

Sama seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, fungsi dari routing ini adalah menghubungkan suatu jaringan ke jaringan lainnya yang lebih besar dan luas.

Contoh, di tempat anda memiliki jaringan lokal yang ber-alamat ip 192.168.1.1, lalu anda ingin agar jaringan anda ini bisa terhubung dengan internet yang beralamatkan ip 8.8.8.8. Nah dari sini lah routing difungsikan, jaringan anda akan bisa terhubung dengan jaringan publik yang serba terbuka (internet).

Baca Juga: Komunikasi Daring

Gimana sudah faham ? lanjut ke materi berikutnya.


Konsep Dasar Routing

Bahwa dalam jaringan WAN kita sering mengenal yang namanya TCP/IP (Transmission Control Protocol/ Internet Protocol) sebagai alamat sehingga pengiriman paket data dapat sampai ke alamat yang dituju (host tujuan). TCP/IP membagi tugas masing-masingmulai dari penerimaan paket data sampai pengiriman paket data dalam sistem sehingga jika terjadi permasalahan dalam pengiriman paket data dapat dipecahkan dengan baik. Berdasarkan pengiriman paket data routing dibedakan menjadi routing lansung dan routing tidak langsung.

Routing langsung merupakan sebuah pengalamatan secara langsung menuju alamat tujuan tanpa melalui host lain. Contoh: sebuah komputer dengan alamat 192.168.1.2 mengirimkan data ke komputer dengan alamat 192.168.1.3
Routing tidak langsung merupakan sebuah pengalamatan yang harus melalui alamat host lain sebelum menuju alamat hort tujuan. (contoh: komputer dengan alamat 192.168.1.2 mengirim data ke komputer dengan alamat 192.1681.3, akan tetapi sebelum menuju ke komputer dengan alamat 192.168.1.3, data dikirim terlebih dahulu melalui host dengan alamat 192.168.1.5 kemudian dilanjutkan ke alamat host tujuan.


Jenis-Jenis Routing

Jenis routing ini terbagi menjadi tiga bagian, yang pertama default routing, lalu yang kedua routing statik (static) dan yang ketiga routing dinamis (dynamic). Nah, dari jenis routing dinamis terbagi lagi menjadi dua bagian yaitu link-state dan distance vector.

Untuk penjelasan lebih detailnya anda bisa menyimak pembahasan dibawah ini :

1. Pengertian Default Routing

Default Routing adalah salah satu cara yang paling mudah (manual) dalam melakukan routing tanpa menambahkan identitas jaringan yang belih spesifik. Jadi fungsi default routing ini, sebagai akses jaringan keseluruhan.

Untuk konfigurasi default routing ini cukup simple, karenan tadi yang sudah saya bilang ia tidak perlu identitas ip yang spesifik. Contoh default route pada router cisco :

Cisco(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 192.168.1.1

Penjelasan :
konfigurasi ip route adalah perintah yang digunakan untuk mengeksekusi routing.Angka 0.0.0.0 pada urutan pertama adalah keseruluhan ip yang akan dituju, artinya semua ip yang akan dituju.Angka 0.0.0.0 pada urutan kedua adalah keseluruhan subnetmask yang ada akan di masukkan semua kedalam table routing.Dan untuk angka dari 192.168.1.1 adalah jalur dari ip yang akan dilewatkan atau biasa diartikan dengan sebutan gateway.

2. Pengertian Routing Statik (Static)

Routing Statik adalah salah satu jenis routing manual, dimana hampir sama seperti default routing akan tetapi ia memiliki tujuan ip yang jelas. Tidak seperti default routing yang langsung mencangkup keseluruhan ip address. 

Routing statik ini biasa digunakan untuk jaringan lokal, karena memang cara mengkonfigurasinya yang cukup memakan waktu. Dimana kita harus menyetting setiap router yang ada dan saling membalas routing.

Berikut ini kelebihan dan kekurangan dari routing statik, Kelebihan dari routing statik :

Tidak membutuhkan waktu dalam pemrosesan routing saat dikirimkan ke router lawan.

Tidak membebankan bandwidth pada router, sehingga kinerja router tidak terganggu dengan routing yang sedang dijalankan.

Memudahkan kita dalam pemetaan jaringan dan memberikan keamamanan yang lebih. Karena tadi routing statik ini dibuat dengan manual yang mana kita bisa menyesuaikan siapa saja yang akan kita hubungkan

Kekurangan dari statik routing :

Routing statik ini memerlukan tingkat perhatian lebih dalam penyetingan. Karena itulah administrator harus sudah memiliki rancangan ataupun topologi yang jelas sebelum penyetinggan.

Jika ada user baru ataupun device yang baru, maka memerlukan settingan tambahan secara manual kembali. Tentunya ini juga akan memakan waktu yang sangat lama kembali, karena harus menambahkan settingan di setiap router yang ada.

Seperti yang tadi saya bilang routing statik ini memerlukan perhatian lebih. Maka dari itu routing ini sangat tidak cocok untuk jaringan berskala besar.

3. Pengertian Routing Dinamis (Dynamic)

Routing dinamis adalah sebuah routing protocol yang paling sering digunakan para penyedia jasa layanan internet (provider). Karena memang routing ini bekerja untuk bisa menemukan seluruh network yg ada dalam subnet tersebut. 

Juga routing ini akan selalu melakukan update network pada routing table, sehingga ketika ada trouble ataupun jaringan yang terputus bisa dideteksi langsung, tanpa harus mencarinya satu-persatu.


Sumber : 
https://lintar.net/pengertian-routing/
    Langkah-langkah konfigurasi Routing dengan debian 8 di Virtual Box


    1. Sebelum melakukan konfigurasi ubah settingan jaringan pada adaptor 1 dan 2  terpasang pada Adaptor Hanya-host.

    2. Pastikan sudah login sebagai “root”. Jika sudah baru kita lakukan konfigurasi. Masukkan IP Addres untuk masing-masing Interfaces. Edit file interface dengan mennggunakan perintah berikut.
    #nano /etc/network/interfaces
    Kemudian edit dan masukan IP address pada setiap interface sesuai dengan topologi.

    3. Jika sudah selesai maka tekan CTRL + X (untuk keluar), tekan Y untuk menyimpan dan tekan Enter.

    4. Lakukan restart service, ketikkan /etc/init.d/networking restart [enter]


    5. Cek IP Address yang telah disetting di atas dengan ketik # ifconfig
    6. Konfigurasi IP Forward. Aktifkan IP FORWARDING, agar transfer data dapat berjalan anatara dua jaringan yang berbeda. IP Forwarding ini berfungsi sama  seperti halnya bridge. Namun dalam konsep ini, debian berfungsi menjadi router. Langkahnya adalah edit file sysctl.conf, dengan cara ketikkan nano /etc/sysctl.conf. Dan hilangkan tanda pagar pada net.ipv4.ip_forward=1

    7. Jika sudah selesai maka tekan CTRL + X (untuk keluar), tekan Y untuk menyimpan dan tekan Enter.
    8.  Tambahkan IP DNS dengan cara ketikkan  nano /etc/resolv.conf dan isi seperti berikut ini:

    9. Selanjutnya konfigurasi IP Tables. Langkahnya adalah dengan menuliskan script IP Tables di rc.local, dengan mengetikkan  perintah nano /etc/rc.local kemudian ketikkan script IP Tables seperti berikut:
    10. Jika sudah selesai maka tekan CTRL + X (untuk keluar), tekan Y untuk menyimpan dan tekan Enter.
    11.  restart rc.local dengan cara #reboot
    12. Kemudian tes hasil konfigurasi dengan melakukan ping dari server ke router
    13. Dan ping dari server 1 ke server 2


    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar